Relasi Sintagmatis dan Paradigmatis

Relasi Sintakmatis dan Paradigmatis

dalam setiap kalimat bisa kita pecah berdasarkan relasi katanya baik berdasarkan sulihan atau sibtitusi sintagmatis ataupun paradigmatis. untuk pengertian sintagmatis dan paradigmatis dapat kita artikan secara literal sebagai berikut.

sintagmatis adalah perubahan kelas kata itu berdasarkan jenis katanya secara mendatar atau sintagmatis, sebagai contoh : 
 "saya makan nasi"
 " icha melahap kue"

jadi kesatuan sintagmatis diatas membentuk suatu kepaduan kalimat yang bisa dimengerti berdasarkan susunan kalimatnya,  jika susunan secara sintakmatis diatas dirubah seperti halnya contoh ini:

"nasi makan saya"
 "kue melahap icha" 

maka tidak ada makna yang secara literal dapat kita tangkap karena dari susunanya saja salah , dan itu tidak bisa membentuk suatu kepaduan kalimat (discourse cohesion), karena untuk membentuk suatu kepaduan kalimat atau (discourse cohesion) leksikal leksikalnya harus terjalin secara struktural bahasa yang digunakan , kalau tidak memenuhi syarat makan akan mustahil didapatkan makna satu kalimat dan jikapun di dapat itu akan melalu proses yang cukup panjang. 

jika realsi sintakmatis terjalain dan memenuhi syarat untuk sebuah kepaduan kalimat seperti diatas, maka dapat kita tarik ke dalam relasi paradikmatis dimana dalam relasi ini sebenarnya penggantian leksikal leksikal berdasarkan kelas katanya, karena jika relasi sintakmatis terpenuhi tak ayal akan sangat mudah menggunakan subtitusi dengan leksikal yang lain pada kalimat tersebut contoh

"saya makan nasi"
"icha  makan nasi"
dalam hal ini "saya" sebagi subyek dan merupakan kata benda kongret dapat diganti dengan "icha" yang juga berada pada kelas kata yang sama yaitu kata benda kongkrit, ataupun pada kelas verbanya juga bisa kita subtitusikan seperti contoh di bawah:

"saya makan nasi"
"saya menanak nasi"
"
 dalam hal ini masih kita dapatkan kepatutan makna, dimana dalam proses diatas kata kerja atau verbanya yang semula "makan" kita ganti dengan "menanak" . demikian pula jika objek yang kita ganti berdasarkan kelas kata yang sama ,makan akan tetap kita dapatkan kepatutunan kalimat tersebut seperti halnya contoh berikut
"saya makan nasi"
"saya makan bubur"

dari contoh diatas yang semula "nasi" kita ganti menjadi "bubur" , dan setelah prosesnya kita tetap mendapatkan kepaduan kalimat di dalam tautan antar leksikalnya. 

jadi kita dapat tarik kesimpulan bahwa relasi sintagmatis dan paragdimatis berhubungan sanagat erat , keduanya menopang kepaduan kalimat dan dalam pembentukan kalimat menurut struktur bahasa. dan jika struktur sintagmatis terpenuhi atau kalimatnya padu, maka dalam hal ini jika diganti secara paradigmatis pun kalimat bisa diartikan dengan mudah, hal ini bisa mempermudah seseorang jika ingin belajar bahasa, karena pada umumnya cara belajar bahasa itu sama, yaitu dengan mengetahui struktur kalimatnya secara sintakmatis dulu baru kemudian secara paradigmatis. demikian posting saya hari ini semoga bermanfaat.

Comments

Popular posts from this blog

Fonologi, morfologi, sintaksis, semantik (Klasifikasi Bahasa dalam Studi Linguistik)

NATURAL SEMANTIC METALANGUAGE (NSM)

Linguist Teaching : TEORI TEORI MORFOLOGI