Praanggapan, Implikatur, Entailment

Praanggapan: 

sebuah tuturan dapat dikatakan mempraanggapkan tuturan yang lain apabila ketidak benaran tuturan yang di presuposisikan mengakibatkan kebenaran atu ketidak benaran tuturan yang mepresuposisikan tidak dapat dikatakan. tuturan yang berbunyi mahasiswa tercantik di kelas itu pandai sekali mempraanggapakan  adanya seorang masiswi yang berparas sangat cantik. apabila pada keyataanya memang ada seorang mahsiswa yang berparas sangat cantik dikelas itu, tuturan diatas dapat dinilai benar atau salahnya.

sebaliknya, apabila dalam kelas itu tidak ada seorang mahasiswi yang berparas cantik, tuturan itu tidak dapat  ditentukan benar atau salahnya. tuturan yang berbunyi kalau kamu sudah samapai jakarta, tolong aku diberi kabar. jangan sampai lupa! aku tidak ada di rumah karena bukan hari libur. tuturan ini tidak semata-mata dimaksudkan untuk memberitahu si mitra tutur bahwsa ia harus melakukan sesuatu seperti yang dimaksudkan di dalam tuturan itu melainkan ada sesuatu yang tersirat dari tuturan itu yang harus dilakukanya, seperti misal mencari alamat kantor atau nomor telpon si penutur.

Implikatur: 

di dalam penuturan yang sesungguhnya , penutur dan mitra tutur dapat secara lancar berkomunikasi karena mereka bedua memiliki semacam kesamaan latar belakang pengetahuan tentang sesuatu yang dipertuturkan itu. diantara penutur dan mitra tutur terdapat semcam kontrak percakapan tidak tertulis bahwa apa yang sedang dipertuturkan itu saling dimengerti. Grice (1975) didalam artkelnya yang berjudul "logic and conversation" menyatakan bahwa sebuah tuturan dapat mengimplikasikan proporsisi yang bukan merupakan bagaian dari tuturan tersebut . proposisi yang dimplikasikan itu dapat disebut dengan implikatur percakapan. 

tuturan yang berbunyi Bapak datang , jangan menangis! tidak semata mata dimaksudkan untuk memberitahukan bahwa sang ayah sudah datang dari tempat tertentu. si penutur bermaksud mempringatkan mitra tutur bahwa sang ayah  yang bersikap keras dan sangat kejam itu kan melakukan  sesuatu terhadapanya apabila ia masih terus menangis. dengan perkataan lain tuturan itu mengimplikasikan bahwa sang ayah adalah orang yang sangat keras dan sangat kejam dan sering marah-marah pada anakanya yang sedang menangis. di dalam implikatur, hubungan antara tuturan yang sesungguhnya dengan makasud yang tidak dituturkan itu bersifat tidak mutlak. inferensi maksud tuturan itu harus didasarkan pada konteks situasi tutur yang mewakili munculnya tuturan trsebut. 

Entailment:

di depan sudah disampaikan bahwa pada implikatur, hubungan antara tuturan dengan maksudnya itu tidak bersifat mutlak. penafsiranya harus didasrkan pada latar belakang pengetahuan yang sama antara penutur dan mitra tutur tentang sesuatu yang sedang dipertuturkan itu. berbeda dengan hal tersebut , di dalam entilment hubungan tersebut bersifat mutlak. tuturan yang berbunyi Reni hamil muda mengindikasikan  bahwa wanita yang bernama reni itu sudah bernah berhubungan badan dengan seorang pria sehingga ia bisa hamil. tuturan yang berbunyi Iyan anak desa yang sangat rajin itu menjadi dokter menunjukan bahwa seoarang anak yang berasal dari desa itu pernah mengenyam pendidikan di Universitas pada fakultas kedokteran. dengan demikian , jelas bahwa hubungan antara tuturan dengan maksud tuturan pada entilment itu bersifat mutlak. 

Comments

Popular posts from this blog

Fonologi, morfologi, sintaksis, semantik (Klasifikasi Bahasa dalam Studi Linguistik)

NATURAL SEMANTIC METALANGUAGE (NSM)

Linguist Teaching : TEORI TEORI MORFOLOGI