Posts

Showing posts from 2014

Cinta dalam berbagai Bahasa (perwujudan langge)

dalam linguistik kita tentu mengenal sign dan signified, nah dalam hal kaitanya dengan cinta prosesi penyataaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, melalui symbol dan melalui ucapan. nah dalam hal ini kata yang kita ucapkan dapat berupa simbol juga, karena kata itu mempresentasikan sesuatu yang ada difikiran kita dan hati kita. dalam hal ini tentu Ferdinand de Saussure tahu banyak mengenai betapa pentingnya sign and signified "penanda dan petanda" . dalam citra linguistik keduanya menyatukan konsep dan citra linguistik menjadi sebuah, bahasa "langge" yang di gunakan banyak orang , tentu saja itu akan lebih memudahkan existensi dari fikiran-fikiran dalam diri manusia. sebagai contohnya dalam menyatakan cinta , ada dasar secara sintaksis yang harus di penuhi , yaitu pengucapan Subjek sebagai pelaku, kata dasar (cinta) itu sendiri sebagai kata kerja, dan objek . dalam hal ini secara syntaksis akan selalu sama,, yang saya maksud pola sintaksis dasar dalam pernyat...

English, Indonesia, and German Language, (Source language vs Receptor language)

selamat siang saudara saudara sekalian, disini kita akan membahas tentang keberagaman terminologi bahasa yang ada di bumi ini, sebagaimana kita tahu cara untuk mengungkapkan sesuatu dalam bahasa satu ke dalam bahasa lain memerlukan kiat khusus sesuai dengan aturan bahasa masing-masing, dalam hal ini kita akan mengambil contoh dalam bahasa Vietnam . kasusnya adalah bahwa kata kerja pronoun untuk orang itu adalah sangat berbeda dalam bahasa vietnam. mereka tidak mengenal kata " aku" atau "saya" dalam bahasa indonesia atau "I" dalam bahasa inggris.  dalam artikel di Viva saya pernah melihat beberapa postingan yang juga membahas hal yang sama, dari postingan itu disebutkan bahwa tidak akan ditemukan padan kata dalam bahasa tujuah "terjemahan" kuntuk kata tersebut (pronoun). "aku dan saya" atau "I " sebagai gantinya mereka biasa menggunakan kata ganti seperti nama orang tersebut ,atau panggilan dari subjek yang ingin mengata...

Fonologi, morfologi, sintaksis, semantik (Klasifikasi Bahasa dalam Studi Linguistik)

Studi linguistik mengklasifikasi bahasa dalam empat subsistem 1. subsistemfonologi 2.subsistem morfologi, 3.subsistem sintaksis, dan 4.sub sistem semantik subsistem fonolog i mempelajari satuan bunyi dan satuan fonem. subsistem morfologi mempelajari struktur intern kata dengan satua-satuan morfem sebagai pembentuknya. subsistem sintaksis mempelajari tata kalimat yang juga di dalamnya terdapat satuan pembentuk kalimat itu. subsistem semantik mempelajari makana. berbeda dengan tataran subsistem sebelumnya, satuan-satuan yang ada pada studi semantik berupa satuan-satuan yang ada pada tataran subsistem-subsistem yang lain. satuan-satuan yang menjadi objek pemahaman makana adalah satua-satuan struktural yang tercakup dalam ketiga subsistem itu. pertanyaanya, apakah satuan-satuan yang ada pada pada subsistem fonologi, morfologi dan sitnaksis selurauhnya menampilkan makna? pemilahan cakupa keempat subsistem dalam kaitanya dengan studi makan dapat ditunjukkan melalui anal...

Tokoh Struktural (Ferdinand De Saussure, Franz Boas, EDward Sapir, Leonard Blommfield)

perkembangan tatat bahasa atu aliran bahasa terus berjalan seiring dengan perkembangan waktu. steleah adanya tata bahasa yunana, muncul lagi aliran baru yang menamakan dirinya tata bahasa struktural. para linguis kelompok ini mengklaim dirinya sebagai kelompok yang lebih sempruna dari kelompok sebelumnya. bahkan, aliran ini disebut sebgai aliran linguistik modern. para linguis yang termasuk dalm kelompok ini adalah Ferdinand de Saussure, Franz Boas, Edward Sapir. Leonard Bloomfield, Chonsky, Kene L, Pike, dan lain lain Ferdinand de Saussure dia adalah tokoh linguistik yang mempunyai kebangsaan Swiss, yang mencoba mengemukakan pandana baru tentang bahasa dari sudut sinkronik, tidak diakronik. pandangan saussure ini bertoak dari keyakinanya bahw tiap-tiap bahasa pada suatu waktu tertentu merupakansistem hubungan yang terpadu. Ferdinand de Saussure lah orang pertama meletekakkan fondasi ilmu bahasa yang kemuian disebut linguistik struktural. dalam kajian bahasanya sassure  memb...

Frasa: definisi para ahli

Frasa atau frase dapat didefinisikan sebagai kelompok kata yang terdiri dari dari dua kata atau  lebih. hal ini sebagaimana yang dikemukakan keraf (1984: 138) bahwa frasa adalah suatu  konstruksi yang terdiri dari dua kata atau lebih, kedua kata tersebut mempunyai fungsi sebagai inti , atau salah satunya saja yang berupa inti, namun bisa di pastikan kedua kata tersebut membentuk suatu kesatuan yang utuh.  dalam buku Prof. Ramelan (1987: 153) dalam bukunya berjudul, ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis mendefinisikan frasa sebagai sauan gramatik yang terdiri dari  dua kata atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi unsur klausa. sementara yang di makasud Ramlan tidak melampaui batas fungsi  klausa adalah tidak memlampaui batas fungsinya di dalam kalimat apakah sebgai subjek, predikat, objek, pelengkap, atau keterangan Pateda (1988:89) dalam bukunya yang berjudul, Linguistik (Sebuah Pengantar) mendefinisiakan frasa sebagai kelompok kata yang nterdiri dari ...

Javanese Master of Ceremony (Pranatacara)

INTRODUUCTION it is traditionally applicable to javanese people whether or not they live in Javanese island to hold formal events, such as weddings for their douthter or son, corcumcision of their son , or even neighborhood meeting in javanesse. furthermore, in Tanjung Pinang , Riau isles and some other islands outside Java, ther is usually a Kampung Jawa (Javanese Comunity) in which  Javanese is still used as lingua france though only limited to ther elders. javanese young generation most often use indonesian as it facilitates their studies at schools. youngsters normally use javanese of ngoko (lowest) level for their informal chats.  in central Java and East Java ngoko javanese is still very much used among peers, nothing however, that their javanese varieties differ geographically. normally, Surakarta/ Yogyakarata variety is considered the standard javanese, since tht two cities represent significant regions for Javanese cultural heritage. the farer a region geograp...

Praanggapan, Implikatur, Entailment

Praanggapan:  sebuah tuturan dapat dikatakan mempraanggapkan tuturan yang lain apabila ketidak benaran tuturan yang di presuposisikan mengakibatkan kebenaran atu ketidak benaran tuturan yang mepresuposisikan tidak dapat dikatakan. tuturan yang berbunyi mahasiswa tercantik di kelas itu pandai sekali mempraanggapakan  adanya seorang masiswi yang berparas sangat cantik. apabila pada keyataanya memang ada seorang mahsiswa yang berparas sangat cantik dikelas itu, tuturan diatas dapat dinilai benar atau salahnya. sebaliknya, apabila dalam kelas itu tidak ada seorang mahasiswi yang berparas cantik, tuturan itu tidak dapat  ditentukan benar atau salahnya. tuturan yang berbunyi kalau kamu sudah samapai jakarta, tolong aku diberi kabar. jangan sampai lupa! aku tidak ada di rumah karena bukan hari libur . tuturan ini tidak semata-mata dimaksudkan untuk memberitahu si mitra tutur bahwsa ia harus melakukan sesuatu seperti yang dimaksudkan di dalam tuturan itu melainkan ada...

Pragmatik dan Aspek

Pragmatika   adalah cabang ilmu   linguistik   yang mempelajari hubungan antara   konteks   dan   makna . Ilmu ini mempelajari bagaimana penyampaian makna tidak hanya bergantung pada pengetahuan linguistik ( tata bahasa ,   leksikon , dll) dari pembicara dan pendengar, tapi juga dari konteks penuturan, pengetahuan tentang status para pihak yang terlibat dalam pembicaraan, maksud tersirat dari pembicara. Dalam mempelajari ilmu  Pragmatika , berbagai bahasa mempunyai ragam bahasa/variasi bahasa yang selalu menyesuaikan dengan konteks dan keadaan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi variasi suatu bahasa, antara lain: ·         Faktor geografis: mempelajari di daerah mana bahasa itu dipakai ·         Faktor kemasyrakatan: mempelajari siapa yang memakai bahasa dan bagaimana latar belakang masayrakat yang memakai bahasa ·         Fa...

Semantik dan Pragmatik

Kajian Pragmatik levinson (1983) dalam bukunya yang berjudul pragmatics, memberikan beberapa batasan tentang pragmatik. beberapa batasan yang dikemukakan levinson antara lain mengatakan bahwa pragmatik adalah kajian hubungan antara bahasa dan konteks yang mendasari penjelasan pengertian bahasa. dalam batasan ini berarti untuk memahami pemakaian bahasa kita ditutntut memahami pula konteks yang mewadahi pemakaian bahasa tersebut. batasan lain yang dikemukakan levinson mengatakan bahwa pragmatik adalah kajian tentang kemampuan pemakai bahasa untuk mengaitkan kalimat-kalimat dengan konteks yang sesuai bagi kalimat-kalimat itu.  macam macam unsur dalam wacana pragmatik : 1. situasi            : keadaan 2. pembicaraan  : tokoh sentral 3. pendengar     : tokoh pendamping.  4. tempat          : latar/setting 5. waktu            : keaadaan saat terjadi 6. adegan     ...