Linguist Teaching : UNDO USUK (SPEECH LEVEL) / PRESUPOSITION DAN CONVENTIONAL IMPLICATURE
1. Orang
Jawa menggunakan system undo usuk (speech level) dalam interaksi sehari-hari
ketika mereka berkomunikasi dengan orang yang berbeda latar sosial. Jarak sosial
antar penutur menentukan bentuk bahasa yang digunakan, misalnya pada penggunaan
system sapaan atau bentuk kata kerja yang digunakan. Jelaskan fenomena ini
dengan menggunakan deiksis.
Jawab:
Deiksis didefinisikan sebagai kata,
frasa, atau ungkapan yang rujukannya berpindah-pindah tergantung siapa yang
menjadi pembicara, waktu, dan tempat dituturkannya satuan bahasa tersebut. Itu
berarti bahwa penutur merupakan orang yang berperan penting dalam penggunaan
deiksis yang dipengaruhi beberapa faktor seperti lawan bicara, waktu, dan
tempat. Dalam kajian pragmatik, deiksis dapat dibagi dalam beberapa jenis
misalnya deiksis orang (personal deixis), deiksis waktu (temporal deixis), dan
deiksis tempat (spatial deixis).
Ketika deiksis dikaitkan dengan
fenomena penggunaan bahasa Jawa yang menggunakan sistem undo usuk (speech
level), maka penggunaan deiksis dalam masyarakat Jawa juga mengacu pada perbedaan
ciri sosial pada antara pembicara dan lawan bicara seperti perbedaan status
sosial, umur, serta ekonomi. Hal ini dikarenakan bahasa adanya sistem honorific
pada bahasa tersebut. Secara umum, speech level masyarakat Jawa dibagi menjadi
3 macam, yaitu bahasa ngoko, madya dan krama (Pudjosoedarmo, 1979). Adapun Contoh-
contoh penggunaan deiksis dalam masyarakat Jawa adalah sebagai berikut:
Deiksis
Orang (personal deixis)
Contoh:
(1) Ibu arep nyang
pasar, ya. ‘Ibu akan pergi ke pasar, ya.’
(2) Ibu arep tindak
ngendi? ‘Ibu akan pergi ke mana.’
(3) Ibu lagi tindak
pasar. ‘Ibu sedang pergi ke pasar.’
Secara eksternal, bila dilihat dari
penggunaan kata ibu dalam (1) sebagai persona pertama, karena tuturan
seorang ibu itu mungkin disampaikan kepada anak-anaknya atau kepada suaminya,
dalam (2) sebagai persona kedua, karena tuturan itu muncul dari anak-anaknya
atau mungkin juga dari suaminya, sedang (3) sebagai persona ketiga, karena
tuturan itu muncul dari ana-anak atau suaminya yang masing-masing memberikan
informasi tentang kegiatan atau keberadaan ibu.
Deiksis waktu (temporal deiksis)
Contoh:
“Saiki bayar, sesuk gratis”. ‘Sekarang bayar, besok gratis.’
Kata saiki dan sesuk ternyata acuannya
berpindah-pindah, karena saiki dan sesuk
akan berbeda apabila tuturan itu dituturkan satu hari berikutnya tetap akan
berbunyi Saiki bayar, sesuk gratis, satu hari berikutnya lagi tetap akan
berbunyi seperti itu, tergantung waktu ujaran (moment of speaking).
Deiksis
tempat (spatial deiksis)
Contoh:
(1) Aku wis tau urip neng Sala
kene. ‘Saya sudah pernah hidup (tinggal) di Sala sini.’
(2) Ing kono aku
rumangsa seneng. ‘Di situ saya merasa senang.’
(3) Bareng
pindah neng kana, aku kudu tambah semangat. ‘Setelah pindah di sana,
saya harus semakin semangat.’
Ditinjau dari pusat deiksis dengan
penuturnya, maka kata kene dalam (1) ‘dekat dengan penutur’, frasa ing
kono ‘(2) agak dekat dengan penutur’, dan neng kana ‘(3) jauh dengan
penutur’.
2. Jelaskan
persamaan dan perbedaan antara presupposition, dan conventional implicature.
Bila perlu uraikan jawaban anda dengan contoh.
Jawab:
Beberapa
ahli mendefinisikan istilah praanggapan (presupposition). Levinson (dalam Nababan, 1987: 48)
memberikan konsep praanggapan yang disejajarkan maknanya dengan presupposition
sebagai suatu macam anggapan atau pengetahuan latar belakang yang membuat suatu
tindakan, teori, atau ungkapan mempunyai makna. George Yule (2006 : 43)
menyatakan bahwa praanggapan atau presupposisi adalah sesuatu yang diasumsikan
oleh penutur sebagai kejadian sebelum menghasilkan suatu tuturan. Yang memiliki
presuposisi adalah penutur bukan kalimat. Louise Cummings (1999: 42) menyatakan
bahwa praanggapan adalah asumsi-asumsi atau inferensi-inferensi yang tersirat
dalam ungkapan-ungkapan linguistik tertentu. Dari beberapa defenisi diatas
dapat disimpulkan bahwa praanggapan merupakan sesuatu yang diasumsikan atau diandaikan
oleh penutur sebagai dasar untuk melakukan tindak komunikasi. Contoh dalam ujaran The King of France is bald, ujaran The
King menghasilkan praanggapan Perancis mempunyai seorang raja. Sementara itu,
Grice mendifinisikan (1975) implikatur konvesional adalah
implikatur yang diperoleh dari makna kata, bukan dari pelanggaran prinsip
percakapan. Dengan kata lain, implikatur konvensional adalah proposisi implikatif yang
merupakan hasil dari sebuah inferensi yang tidak didasarkan pada kondisi
kebenaran (truth value), melainkan adat kebiasaan dalam menggunakan bahasa. Contoh dalam ujaran He is an Englishman, therefore he is brave
menghasilkan implikatur Englishman is brave
Adapun persamaan dan perbedaan praanggapan dan
implikatur konvensional dapat dilihat ditabel dibawah ini
Presupposition
(praanggapan)
|
Implikatur
konvensional
|
|
Persamaan
|
·
Menghasilkan proposisi baru
·
Melalui proses inferensi
·
Adanya makna yang tidak secara langsung
disampaikan oleh penutur
|
|
Perbedaan
|
·
Truth value (kalimatnya positif atau negatif,
praanggapannya tetap benar)
·
Didasarkan atas pengetahuan bersama
·
Diasumsikan oleh orang yang memberikan tuturan
|
·
Diinterpretasikan oleh partner tutur berdasarkan
pengetahuannya
·
Makna diperoleh dari kata yang dituturkan oleh
penutur.
|
3. Menurut
Levinson (1983) praanggapan (presupposition) dari satu sisi merupakan objek
kajian Semantik dan di sisi lain merupakan kajian Pragmatik. Jelaskan maksud
dari uraian tersebut.
Jawab:
Maksud dari pernyataan tersebut
adalah praanggapan dapat dikaji dari dua sisi yaitu sisi semantik dan
pragmatik. Apabila praanggapan dapat dikaji dari makna leksikal dan grammatikal
sebuah ujaran, maka praanggapan tersebut masuk dalam kajian semantik, Contoh:
Seseorang
mengatakan :
- Ade tidak jadi pergi
- Sepeda motornya mogok.
Dari kata-kata
yang ada dalam pernyataan itu dapat ditarik praanggapan sebagai berikut ;
- Ade seharusnya pergi
- Ade mempunyai sepeda motor.
Tapi tidak semua ujaran dapat
dikaji dari makna leksikal ujaran, terutama ujaran yang dihubungkan dengan
konteks tertentu. Ketika praanggapan ditarik berdasarkan konteks suatu
kalimat atau pernyataan yang diucapkan, maka kajian dari praanggapan ini adalah
pragmatik. Contoh:
(A)datang ke rumah (B) dan mengatakan:
A: Aku
merasa capai sekali karena berjalan kaki terlalu jauh. Tidak ada kendaraan.
B: Silahkan
masuk (Segera ke belakang mengambil air minum dan ia mempersilakan Santo
meneguknya)
A: Terima
kasih. Kau tahu benar aku merasa haus
Dari contoh tersebut bahwa praanggapan
tidak dapat ditarik dari makna leksikal ujaran yang dituturkan si A. Pada saat
A menuturkan ujarannya, tono melihat situasi lawan bicaranya dan ia
berpraanggapan: (1). Ada sesuatu yang diinginkan A (2). A ingin minum.
4. Perhatikan
ilustrasi dan percakapan di bawah ini
A man and a woman enter an art
gallery. The man is carrying a plastic carrier bag. The woman goes to buy the
admission tickets, while her husband has gone ahead into the gallery.
Official: Would the gentlemen like
to live his bag here?
Woman: Oh no, thank you. It’s not
heavy.
Official: Only…we had…we had a
theft here yesterday, you see.
a.
Bagaimana the woman menginterpretasikan
pernyataan yang diberikan oleh the official?
b.
Jenis tindak tutur (speech act) apa yang
ada pada tuturan the woman? Jelaskan cara anda dapat menentukan jenis tindak
tutur tersebut.
Jawab:
a.
The woman menginterpretasikan tuturan
the official itu merupakan sebuah tawaran yang diajukan oleh the official kepadanya
supaya ransel besar yang dibawa suaminya dititipkan dan tidak dibawa masuk ke
galeri seni.
b.
Menurut pendapat saya ada 2 tindak tutur
yang ada pada tuturan the woman. Kedua jenis tindak tutur itu adalah expresif dan representatif. Ujaran “Oh no,
Thank you” yang dituturkan oleh the woman merupakan tindak tutur expresif
karena the woman mengekspresikan persaan dan sikapnya (menolak) tawaran yang
disampaikan oleh the official. Selain itu dia menyelipkan kata ucapan terima
kasih dalam ujarannya setelah menolak tawaran the official. Hal ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Searle (dalam Levinson, 1983: 240), tindak
tutur expresif adalah jenis tindak tutur yang mengekspresikan perasaan atau
sikap penutur, contoh: mengucapkan terima kasih (thanking), memaafkan
(apologizing), mempersilahkan (welcoming), dan mengucapkan selamat
(congratulating). Sementara itu tuturan “It’s
not heavy” merupakan tindak tutur representatif yang merupakan penegasan
dari tindak tutur sebelumnya. Ujaran tersebut dituturkan untuk mempertegas penolakannya
terhadap tawaran yang di sampaikan oleh the official untuk menitipkan ransel
besar yang dibawa oleh suaminya. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Searle. Searle (dalam Levinson, 1983: 240) mengatakan bahwa tindak tutur
representative ialah tindak ilokusi yang menyatakan kebenaran terhadap
proposisi yang diekspresikan, contoh: menegaskan dan menyimpulkan.
5. Perhatikan
percakapan di bawah ini.
a.
A married couple is trying to decide on
a restaurant
The
husband says: ‘you choose’
b.
‘Will you be kind enough to tell me what
time it is?
(and
later):
‘If
you will be kind enough to speed up a little’
Menurut anda pernyataan mana yang
lebih sopan? Gunakan teori kesantunan (Brown & Levinson atau Geoffrey
Leech) untuk menjelaskan jawaban anda.
Jawab:
Menurut pendapat saya, pernyataan (A)
lebih sopan dibandingkan pernyataan (B). Berkenaan dengan teori kesantunan
menurut Brown & Levinson, pernyataan tersebut memiliki muka positif dan
negatif. Dibawah ini pernyataan (A) akan dikaitkan dengan kedua nosi muka serta
strategi kesantunan, tersebut.
·
Muka positif yaitu muka yang mengacu
pada citra diri orang yang berkeinginan agar apa yang dilakukannya, apa yang
dimilikinya, atau apa yang merupakan nilai-nilai yang diyakininya diakui orang
sebagai suatu hal yang baik, menyenangkan, patut dihargai, dan seterusnya. Ini
berarti muka positif berkaitan dengan penghargaan yang diberikan penutur kepada
lawan tuturnya. Ketika lawan bicara dihargai makan ujaran yang disampaikan
penutur itu sopan. Kaitannya dengan pernyataan (A) you choose, secara
eksplisit memang tidak menunjukkan adanya penghargaan yang diberikan oleh
penutur kepada lawan bicaranya tetapi apabila dianalis justru pernyataan
tersebut secara implisit mengandung nilai penghargaan yang dilakukan oleh
penutur terhadap lawan bicaranya. Dengan mengatakan you choose, sang suami
menghargai keberadaan istrinya bersamanya.
·
Sementara itu muka negatif adalah muka yang
mengacu pada citra diri orang yang berkeinginan agar ia dihargai dengan jalan
penutur membiarkannya bebas melakukan tindakannya atau membiarkannya bebas dari
keharusan mengerjakan sesuatu. Ini berarti muka negatif berkaitan
dengan pilihan yang diberikan penutur kepada lawan bicaranya. Apabila lawan
bicara diberikan kebebasan untuk memilih, maka ujaran yang disampaikan penutur
itu sopan. Kaitannya dengan pernyataan (A) you choose, jelas bahwa pernyataan
tersebut memberikan kebebasan kepada lawan bicara untuk memilih.
Dari penjelasan diatas jelas bahwa
terdapat muka positif dan negatif dalam pernyataan (A) you choose. Ini berarti
bahwa pernyataan tersebut menggunakan strategi kesantunan positif dan negatif.
Selain kedua strategi tersebut, strategi kesopanan yang digunakan pernyataan
(A) tersebut adalah melakukan tindak tutur secara apa adanya, tanpa basa basi,
dengan mematuhi prinsip kerjasama Grice (quality, quantity, relation and
manner).
6. Pelajari
konteks dan materi percakapan di bawah ini:
A managing director has to tell one
of his managers that he has not been given the promotion he had hoped for.
‘You are too valuable where you
are. If we were to offer you the job we would lose the most valuable marketing
manager we ever had’
Pertanyaan:
a.
Apa interpretasi terhadap pernyataan the
managing director?
b.
Berdasarkan percakapan tersebut diatas
maksim apa yang dilanggar dan dipatuhi? Jelaskan alasan jawaban anda
c.
Berdasarkan percakapan tersebut diatas
prinsip kesantunan apa yang dilanggar? Jelaskan alasan jawaban anda.
Jawab:
a.
Adapun interpretasi yang dapat diambil
terhadap pernyataan the managing director
tersebut yaitu:
·
The
marketing manager tidak mendapatkan promosi jabatan
seperti yang ia harapkan.
b.
Ada 4 maksim yang dikemukakan Paul Grice
(1975) seperti maksim kualitas, kuantitas, hubungan dan cara. Berdasarkan
analisis saya, tuturan yang di ucapkan the manager director melanggar maksim kualitas,
kuantitas dan maksim cara sedangkan maksim hubungan (relation) tidak dilanggar.
Berikut ini akan dibahas penjelasannya secara lebih rinci.
Makism yang dilanggar
·
Maksim kualitas. Berdasarkan teori, Maksim kualitas berhubungan dengan isi
dari tuturan yang diharapkan seinformatif mungkin. Menurut analisis saya,
Ujaran yang dituturkan oleh the manager
director tersebut tidak informative karena informasi yang yang ia sampaikan
tidak to the point.
·
Maksim kuantitas. Bersarakan teori, Maksim kuantitas berkaitan dengan
kebenaran dari isi ujaran. Ini mengindikasikan bahwa setiap tuturan harus
dilandasi nilai kebenaran. Ujaran yang dituturkan oleh the manager director tersebut merupakan ujaran yang tidak benar
atau tidak jujur karena maksud yang ingin disampaikan tidak sama dengan apa
yang dituturkan.
·
Maksim cara. Berdasarkan teori, maksim cara berkaitan dengan struktur
ujaran supaya mudah dimengerti. Ini berarti sebuah tuturan harus singkat, padat
dan jelas supaya mudah dimengerti. Ujaran yang dituturkan oleh the manager director tersebut merupakan
ujaran yang sulit dimengerti karena bertele-tele. Untuk tidak melanggar maksim
ini seharusnya ujaran harus singkat.
Maksim yang dipatuhi
·
Maksim hubungan. Berdasarkan teori, maksim hubungan berkaitan dengan
relevansi ujaran dengan kondisi yang sebenarnya. Ini berarti bahwa tuturan
harus relevan dengan apa yang dituturkan. Ujaran yang dituturkan oleh the manager director tersebut relevan
dengan kondisi yang ada.
c.
Dari segi prinsip kesantunan, ujaran
yang dituturkan melanggar prinsip bidal pujian. Dalam bidal pujian itu, kita
harus memaksimalkan pujian untuk orang lain dan meminimalkan pujian untuk diri
sendiri. Ujaran the managing director
diatas tidak memuji tetapi malah sebaliknya. Ujaran You are too valuable where you are
dengan menambahkan too dikalimatnya
mempunyai arti negatif yang sebenarnya berlawanan dengan apa yang ia ucapkan.
Selain itu, the managing director juga menyambung kalimatnya dengan kalimat
pengandaian yang tidak mungkin terjadi (bentuk 2) yaitu If we were to offer you the job we would lose the most valuable
marketing manager we ever had’ dengan menyebutkan kalimat pengandaian
bentuk 2, promosi yang diharapkan oleh the marketing manager itu tidak akan
pernah didapat.
References
Cumming,
Louise. 1999. Pragmatik. Sebuah
perspektif multidisipliner (Terj). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Grice,
H. paul. 1975. Logic and Conversational dalam David S. Paragmatics: A Reader.
New York: Oxford University Press
Leech,
geoffry. 1983. Principles of pragmatics. London: Longman
Levinson.
1991. Pragmatics. Cambridge: Cambridge University Press
Yule,
George. 1996. Pragmatics. New York:
Oxford University Press
Betway Casino - Mapyro
ReplyDeleteCasino. 3102 W Flamingo 성남 출장샵 Rd, St. Croix. 광명 출장샵 (563) 541-1000 전라북도 출장안마 Address: 진주 출장마사지 4102 W Flamingo 김천 출장샵 Rd, St. Croix.