FILSAFAT / APA FILSAFAT ITU?



APA FILSAFAT ITU?

A.    Kekhasan filsafat:  untuk mengetahui filsafat orang harus menengok kembali sejarah dan merunutnya sampai abad VI SM, karena filsafat yang tradisinya diwarisi hingga saat ini adalah peninggalan peradaban Yunani Klasik. Untuk benar-benar paham akan filsafat orang harus mau membaca sejarah filsafat, tulisan filosofis yang ditulis oleh para ahli filsafat maupun filsuf.

B.     Langkah mudah untuk membaca filsafat:

1.      Membaca sejarah filsafat
2.      Membaca kamus filsafat (Dictionary of Philosophy)
3.      Membaca ensiklopedi filsafat (Encyclopedia of Philosophy)
4.      Membaca tulisan yang berkaitan dengan tema filsafat tertentu
5.      Membaca tulisan yang membahas pemikiran filsuf terkenal
6.      Membaca magnum opus dan karya asli filsuf
Sangat disarankan bahwa selain menggunakan sumber yang berupa buku teks orang yang mau mempelajari filsafat dapat menggunakan sumber yang berasal dari internet.

C.    Kelahiran Filsafat

Filsafat lahir pada abad VI SM di Yunani. Filsuf pertama adalah Thales: melawan pemikiran tradisional yang bersifat mitologis, irasional. Filsafat lahir karena orang mulai tidak puas terhadap jawaban persoalan yang tidak didasarkan atas kemampuan akal budi untuk memberi penjelasan rasional.

Mitos, misalnya cerita tentang para dewa-dewi yang seolah-olah real dan sangat dekat dengan manusia. Orang hanya percaya begitu saja, tidak berusaha untuk mengkritisi. Di Yunani, terutama karya Homerus yang dianggap memberi jawaban atas berbagai persoalan yang dihadapi orang Yunani di waktu itu.

Filsafat mendasarkan diri pada rasio (logos) sesuai dengan hakikat manusia sebagai “hewan yang berpikir” (animal rationale) (Aristoteles).

Filsafat lahir karena kekaguman: kagum®berpikir®mencari jawaban rasional! Jadi filsafat adalah hasil pemikiran yang rasional dan logis.

Para filsuf awal adalah pencari arkhe (prinsip pertama alam semesta). Pemikiran filosofis paling awal berkaitan dengan alam. Jadi, pada mulanya manusia pertama kali kagum kepada alam, kemudian baru pada dirinya sendiri dan Tuhan. Filsafat awal berifat kosmologis; Socrates dengan diktumnya “kenalilah dirimu sendiri” membuat filsafat menjadi anthroposentris; kemunculan agama Kristen membuat filsafat menjadi Theosentris. Namun kecenderungan terakhir lebih banyak berkaitan dengan diri manusia sendiri dalam keberadaan dan hubungannya dengan cosmos dan Theos.

Di zamannya temuan para filsuf pertama—meskipun dilihat dari waktu hidup kita sekarang sebagai sesuatu yang tampak naif—sebagai sesuatu yang luar biasa dan merupakan hal yang sama sekali baru dan mungkin juga mengagumkan! Menurut Thales, arkhe alam semesta adalah air; Anaximenes: udara; Anaximander: apeiron; Democritos: atom; Phytagoras: bilangan.

D.    Objek material dan objek formal
Objek material: sesuatu yang menjadi pokok kajian. Objek formal: sudut pandang, cara orang melihat sesuatu. Objek material filafat: alam, manusia, Tuhan (sebagai entitas metafisis maupun entitas yang real). Filsafat dalam arti yang seluas-luasnya berbicara tentang ada yang real maupun ada yang mungkin. Sekali pun demikian, filsafat modern dan kontemporer cenderung membatasi objek material: filsafat menjadi filsafat yang bersifat khusus dengan penekanan pada aspek tertentu: sejarah, bahasa, moral, kebudayaan, pengetahuan, ilmu, dsb.

E.     Filsafat secara etimologis
Filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia (philosophia) dengan akar kata: philos dan sopphia (philos dan sophia: cinta dan kebijaksanaan). Jadi, makna yang paling awal dari kata “filsafat” adalah: mencintai kebijaksanaan.

Homerus sebelumnya telah menggunakan istilah sophia (sophia) yang mengandung makna: the skill of carpenter: ketrampilan tukang kayu; philosophein (philosophein): the disire to find out: hasrat untuk menemukan. Jadi makna awal filsafat: pemuasan rasa ingin tahu dan rasio manusia lebih dari sekedar cinta akan kebijaksanaan.

Phytagoras: sophia (sophia) merupakan pengetahuan yang didasarkan atas kontemplasi, yang diajarkan oleh filsuf berbeda dengan keahlian praktis dan ketrampilan yang didapat lewat latihan.

Plato: filsafat menurut Plato adalah: kemampuan untuk menghadapi pengujian kritis; dapat memberi alasan atas sesuatu yang sedang dilakukan; pengetahuan yang memiliki dasar yang kokoh; merupakan kritik terhadap pengetahuan yang telah mapan; usaha untuk membongkar dan mengkaji berbagai asumsi secara kritis; filsafat tidak melibatkan asumsi; merupakan akses langsung menuju realitas sejati; dapat menjawab pertanyaan “mengapa”; mengetahui bagaimana manusia seharusnya hidup; tidak mengharap akibat langsung; filsafat bukan untuk mempengaruhi orang.

Pengertian filsafat (Platonis): sebagai pengetahuan tentang sesuatu yang “ultimate”; filsafat membahas realitas ultimate, berbicara tentang sebab dan prinsip yang paling umum atas segala sesuatu. Ilmu khusus (special sciences: ilmu apa saja di luar filsafat) tidak dapat memberi pengetahuan tentang realitas; filsafat menjawab pertanyaan “mengapa” sedangkan ilmu “bagaimana”. Jadi, filsuf mencari ultimate explanations, ultimate foundations for knowledge, ultimate reference points for meaning.


F.     Filsafat dan nilai
Filsafat berbicara tentang: tujuan, makna, dan nilai.
Ilmu berbicara tentang fakta.
Fakta: kuantitatif, terukur, dan konkret
Nilai: kualitatif, tak terukur, dan abstrak
Namun pandangan ini ditolak oleh John Dewey (filsuf pragmatis Amerika): menurut dia, filsafat tidak dapat sama sekali mengabaikan fakta!

G.    Filsafat dan ilmu khusus
Ilmu semula menyatu dan tidak terpisahkan dari filsafat. Maka sering ada ungkapan bahwa “filsafat itu induk dari semua ilmu”, memang benar bahwa ketika pengetahuan rasional manusia masih sederhana dan belum meluas seperti yang terjadi sekarang, filsafat identik dengan ilmu. Namun mulai pada abad XVI secara jelas ilmu benar-benar memisahkan diri dari filsafat dan menjadi semakin empiris. Hal ini dipelopori oleh para ahli fisika (Copernicus, Galileo, dan Newton). Filsafat masih tetap bertahan dengan spekulasi dan refleksinya atas realitas yang bersifat abstrak.

H.    Filsafat sebagai ilmu tentang manusia
Ada pemikiran filosofis yang sejak semula memberikan penekanan pada aspek kejiwaan, perilaku, dan moralitas. Kemudian pemikiran ini didukung dengan fakta empiris sehingga melahirkan: psikologi, sosiologi, dan ilmu sosial-kemanusiaan.

I.       Filsafat sebagai ilmu tentang ilmu
Peran ini dilakukan terutama oleh filsafat ilmu yang berupaya untuk mengkaji berbagai asumsi dasar ilmu yang oleh ilmuwan biasanya dianggap taken for granted.

J.      Berbagai cabang filsafat
- Metafisika: membicarakan “ada” secara umum. Persoalan yang dikaji, misalnya: apakah yang ada itu “tunggal” atau “ jamak”; “material” atau “spiritual”.
- Epistemologi: membicarakan: bagaimana pengetahuan itu dapat terbentuk, sumber pengetahuan, validitas dan kebenaran pengetahuan.
- Aksiologi: membicarakan nilai: hakikat nilai, nilai itu subjektif atau objektif, peran nilai dalam kehidupan manusia.
- Etika: membicarakan prinsip baik-buruk, pertanggungjawaban tindakan manuisa, hati nurani.
-  Estetika: membicarakan hakikat keindahan, keindahan dalam karya seni.
-  Filsafat manusia: membicarakan berbagai dimensi manusia: jiwa-raga, hidup, indiviualitas-sosialitas, cinta, kebebasan.

Cabang filsafat semakin hari juga semakin berkembang, ada kecenderungan bahwa filsafat juga menjadi filsafat yang khusus: filsafat sejarah, filsafat hukum, filsafat politik, filsafat alam, filsafat sosial, filsafat kebudayaan dsb. Jadi, filsafat bersentuhan langsung dengan berbagai aktivitas manusia yang secara empiris menjadi objek material ilmu khusus.
K.    Filsafat mulai ketika ilmu berhenti
Ilmu sebagai pengetahuan yang rasional-empiris-positivistis juga memiliki keterbatasan. Ilmu tidak dapat menjelaskan semua hal dengan memuaskan. Pendekatan ilmiah biasanya juga sangat parsial. Maka, pada suatu ketika bisa saja terjadi bahwa ilmuwan tidak puas lagi dengan penjelasan yang diberikan oleh ilmu yang selama ini ditekuninya, sehingga pada akhirnya ilmuwan tersebut berusaha untuk berspekulasi yang melampaui data empiris sehingga melakukan sesuatu yang bersifat filosofis.

Comments

Popular posts from this blog

Fonologi, morfologi, sintaksis, semantik (Klasifikasi Bahasa dalam Studi Linguistik)

NATURAL SEMANTIC METALANGUAGE (NSM)

Linguist Teaching : TEORI TEORI MORFOLOGI